Ganjil genap libur Nataru bisa mengurangi kepadatan lalin

    Ganjil genap libur Nataru bisa mengurangi kepadatan lalin
    Ilustrasi kepadatan arus mudik Nataru

    JAKARTA. Tidak sedikit masyarakat yang memanfaatkan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 - 2025 untuk pulang ke kampung halaman. 

    Berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi, jumlah pemudik diperkirakan mencapai 110, 67 juta orang. Sebagian besar pergerakan terjadi di Pulau Jawa.

    Terkait hal itu, Pemerhati transportasi Budiyanto menyatakan skema ganjil - genap salah satu upaya mencegah terjadinya kepadatan arus lalu lintas hingga kemacetan saat libur nataru.

    Skema ganjil - genap sudah cukup lama diberlakukan di Jakarta, termasuk di wilayah seperti Bogor dan dianggap cukup efektif mengurangi kepadatan lalin terutama pada arus sibuk ( Pergi - Pulang ).

    'Ganjil genap apabila diberlakukan dengan benar dan pengawasan ketat dapat mengurangi kepadatan 20 persen hingga 25 persen" ujarnya, Rabu (25/12/2024)

    Budiyanto menuturkan kelemahan sistem ganjil - genap yang diberlakukan dalam radius jarak jauh adalah masalah pengawasan dan dugaan penggunaan nomor polisi palsu.

    Hal lain yg menjadi titik kelemahan adalah dasar hukumnya berbeda karena pelaksanaan ganjil - genap saat libur nasional berlaku lintas Kabupaten / kota dan lintas Provinsi.

    "Pengawasan dan ruang sosialisasi yang cukup menjadi hal urgen agar pembatasan ganjil genap saat libur nataru dapat memberikan kontribusi mengurangi kepadatan dan kemacetan lalulintas" ucapnya (hy)

    jakarta
    Heriyoko

    Heriyoko

    Artikel Sebelumnya

    Tepis Tudingan PDI.P, KPK Tegaskan tidak...

    Artikel Berikutnya

    Polres Bogor Tutup Mata Maraknya Gas Oplosan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Ketua Umum LSM Pikad Dukung TNI-AL Cabut Pagar Laut: Langgar Aturan Harus Ditindak Tegas
    Koarmada RI Gelar Baksos, Bakkes, dan Makan Bergizi di Pesantren Al Fatah
    Pemilik Pagar Laut Tangerang Masih Misterius, meski telah dibongkar
    Hendri Kampai: Makan Siang Bergizi Gratis (MBG) Itu Tidak Gratis, Tapi Dibayar Pemerintah, Ingat Itu Deddy!
    Hendri Kampai: Belajar dari Korea Selatan, Tidak Ada yang Kebal Hukum, Termasuk Presiden atau Mantan Presiden

    Ikuti Kami